khohar

khohar
naruto

khohar

khohar
lucu

Minggu, 18 Desember 2011

rapat rwshuffle kabinet part 1

Kisah Dari Negeri 1003 Malam: Rapat Reshuffle Kabinet - Part 1 HL | 05 October 2011 | 04:11 612 26 1317762501291319177 Sumber Gambar: kumpulberita.com Kisah Dari Negeri 1003 Malam: Rapat Reshuffle Kabinet - Part 1. Hari Jumat tanggal 30 September 2011 jam 20.00 malam Wan Ali akan menghadiri undangan rapat internal Partai Ciluba. Seperti biasanya pertemuan partai diselenggarakan di rumah Baginda Raja Abunawas VI, Ketua Dewan Pembina partai yang saat ini sekaligus menjabat sebagai Presiden Negeri 1003 Malam. Di undangan yang dia terima melalui BBM beberapa hari yang lalu, dicantumkan agenda rapat: Konsolidasi internal terkait rencana reshuffle kabinet. “Waaaah ini pertemuan panas yang banyak ditunggu-tunggu hasilnya oleh para wartawan dan masyarakat negeri Negeri 1003 Malam ini. Semoga rapat nanti malam tidak bocor ke media massa jadi tidak perlu repot-repot menghindar dari kejaran para wartawan”, batin Wan Ali. ***** Untuk mempersiapkan rapat nanti malam, sejak jam 1 siang Wan Ali sudah berdiri di depan lemari pakaian. Dia memiliki banyak sekali koleksi baju batik dengan berbagai warna dan corak. Setelah lebih dari dua jam memilih akhirnya dia memutuskan akan mengenakan baju batik sutera dengan warna kombinasi biru tua dan biru muda. “Aku tidak mau malu untuk ke dua kalinya”, gumam Wan Ali. Sampai sekarang Wan Ali masih ingat, dia dulu pernah ditegur oleh Baginda Raja Abunawas VI hanya karena mengenakan baju batik warna merah dan kuning. Rupanya beliau sangat tidak menyukai kedua warna yang identik dengan warna parpol saingannya yang sering membuat masalah itu. “Pokoknya nanti malam aku harus tampil sempurna di hadapan Baginda Raja Abunawas VI dan rekan-rekanku”, ujar Wan Ali dalam hati. “Ketua Dewan Pembina partaiku ini seorang yang sangat detail dan perfeksionis, semuanya ingin terlihat sempurna. Mulai dari pakaian, tutur kata, tingkah laku sampai dengan penguasaan atas bidang kerja masing-masing Ketua DPP juga mendapat perhatian beliau. Alhamdulillah selama menjadi salah satu Pengurus DPP Partai Ciluba aku hanya sekali mendapat sentilan yaitu soal warna baju, selebihnya aku selalu mendapat pujian dari beliau. Bahkan aku sering tidak enak dengan rekan-rekan pengurus lainnya karena selalu dijadikan contoh oleh Baginda Raja Abunawas VI”, batin Wan Ali sambil tersenyum sendiri. Selain mempersiapkan pakaian, sepatu dan kaus kaki, Wan Ali juga mempersiapkan materi yang akan diusulkan pada saat rapat nanti. Tentu materi yang akan disampaikan harus orisinil, aktual, relevan dan aplikatif walaupun tidak masuk dalam daftar highlight dan terekomendasi. Semua yang akan disampaikan Wan Ali sudah dicatat di buku agenda yang sudah usang kulitnya. Wan Ali tidak mau latah mengikuti rekan-rekannya yang kemana-mana selalu membawa Ipad, dia tetap setia dengan buku agenda yang lebih mirip buku tulis itu. Setelah semua persiapan dirasa beres, Wan Alipun pergi mandi dan meluncur ke rumah Baginda Raja Abunawas VI di daerah Cikeok. Lebih baik datang awal dari pada terlambat, pikir Wan Ali. Terlebih sekarang Wan Ali harus nyetir mobil sendiri karena si Barno sudah diberhentikan dengan sangat hormat dan dipromosikan menjadi Presiden Direktur PT. Alibaba. Seperti rapat malam yang sudah-sudah, Wan Ali selalu tiba di tempat rapat jauh lebih awal dari jadual yang ditentukan. Dia selalu mengisi daftar hadir di urutan pertama dan selalu sholat Maghrib dan Isa di mushola rumah Baginda Raja Abunawas VI. ***** Pukul 19.50 terlihat Baginda Raja Abunawas VI memasuki ruang rapat diiringi oleh para ajudan beliau dan Ketua Umum Partai. Semua peserta rapat yang jumlahnya cukup banyak terlihat berdiri menghormat. Setelah berbasa basi sebentar, rapatpun dimulai tepat pukul 20.00. “Luar biasa kedisiplinan Ketua Dewan Pembinaku ini, beliau tetap tampak segar padahal beliau tadi siang baru tiba dari kunjungan daerah”, gumam Wan Ali terkagum-kagum. Seperti biasanya, Ketua Dewan Pembina Partai Ciluba yang sekaligus menjabat Presiden itu membuka rapat dengan menyampaikan berbagai informasi tentang keberhasilan pemerintah dalam berbagai bidang seperti dalam bidang ekonomi, investasi, penurunan pengangguran, penurunan kemiskinan dan berbagai keberhasilan-keberhasilan lainnya. Beliaupun sekilas menyampaikan kejadian bom bunuh diri yang baru saja terjadi di salah satu daerah dan juga terjadinya berbagai kecelakaan baik kecelakaan di darat, laut dan juga kecelakaan pesawat terbang yang terjadi dalam sebulan terakhir. Dalam bidang penegakan hukum, beliau menyampaikan informasi tentang seputar upaya penegakan hukum yang sedang berjalan dan berbagai isu keterlibatan beberapa menteri pembantu beliau dalam kasus korupsi yang saat ini menjadi pembicaraan umum. Wan Ali terus menyimak dengan konsentrasi penuh terhadap apa yang disampaikan oleh Baginda Raja Abunawas VI. Menurut Wan Ali, yang paling mengesankan adalah kebesaran hati beliau pada saat menyampaikan pandangan dan pengakuan tentang adanya berbagai program pemerintah yang tidak berjalan sesuai yang direncanakan. Wan Ali dengan terpana mendengarkan kesimpulan pembicaraan yang disampaikan secara gamblang dan santun oleh Baginda Raja Abunawas VI. “Saya selaku Presiden bersama-sama Wakil Presiden dalam dua minggu terakhir ini telah melakukan evaluasi secara komprehensif terhadap seluruh anggota kabinet yang saya pimpin. Evaluasi yang saya lakukan itu antara lain meliputi evaluasi terhadap performance kerja, integritas dan evaluasi atas masalah hukum yang kemungkinan melibatkan beberapa anggota kabinet seperti yang saat ini sedang ditangani oleh aparat penegak hukum”. “Berdasarkan hasil evaluasi tersebut dan masukan-masukan dari berbagai elemen masyarakat maka saya dan Wakil Presiden berkesimpulan perlu melakukan reshuffle kabinet sesegera mungkin. Mengingat keberhasilan ataupun kegagalan pemerintahan sekarang ini adalah merupakan keberhasilan atau kegagalan Partai Ciluba dalam mengemban amanah rakyat Negeri 1003 Malam maka saya selaku Ketua Dewan Pembina partai merasa perlu untuk minta masukan saudara-saudara sekalian selaku Ketua DPP. Dengan semakin banyak masukan maka saya harap keputusan yang akan saya ambil nantinya benar-benar merupakan keputusan terbaik untuk masyarakat Negeri 1003 Malam pada umumnya. Demikian pembukaan singkat dari saya dan selanjutnya saya persilakan Ketua Umum untuk memimpin rapat ini. Saya akan tetap berada di sini untuk mendengarkan aspirasi saudara-saudara sekalian. Terima kasih”, kata Baginda Raja Abunawas VI mengakhiri kata sambutannya. Sedetik setelah Baginda Raja Abunawas VI berhenti pidato, tanpa dikomando Wan Ali bertepuk tangan keras yang kemudian diikuti oleh seluruh peserta rapat.. Plok plok plok plok…. Sambil bertepuk tangan Wan Ali membatin, “Andaikan saja para pengamat dan para pihak yang sering mengkritik Baginda Raja Abunawas VI sekarang hadir di sini, pasti kesimpulan mereka akan berbeda. Mereka tentu akan bisa menilai Ketua Dewan Pembina dan Partai Ciluba ini dengan lebih obyektif lagi”. Setelah tepuk tangan reda, Ketua Umum Partai Ciluba melanjutkan rapat dengan diawali teriakan yel-yel partai seperti biasanya.. “Partai Ciluba!! teriak Ketua Umum yang dijawab oleh peserta dengan teriakan, Mantaaaaaap!!“. “ Partai Ciluba!, Mantaaaaaap!!“, teriak Ketua Umum dan peserta rapat saling bersahutan. “Baiklah saudara-saudara sekalian, untuk mempersingkat waktu saya hanya akan menambahkan sedikit saja sambutan yang tadi telah disampaikan Baginda Raja Abunawas VI. Rapat kita malam ini adalah lebih bersifat penyampaian pandangan dan sumbang saran atas rencana reshuffle yang akan dilakukan oleh Baginda Raja Abunawas VI selaku Presiden Negeri 1003 Malam. Saran dari saudara-saudara semua akan ditampung sebagai bahan masukan beliau. Perlu diingat bahwa reshuffle kabinet adalah hak mutlak beliau dan kita tidak boleh mencampurinya meskipun beliau berasal dari partai kita, Partai Ciluba tercinta. Yakinlah, apapun keputusan beliau pasti sudah melalui pertimbangan yang matang sehingga menjadi keputusan yang terbaik untuk kita semua”. “Baiklah, agar rapat malam ini bisa efektif dan efisien maka penyampaian pandangan dan sumbang saran dapat dilakukan berurutan sesuai urutan tempat duduk. Masing-masing yang hadir saya beri waktu kurang lebih 10 menit untuk menyampaikan pandangannya. Dengan demikian pertemuan malam ini diharapkan selesai paling lambat jam 01.00 malam nanti. Khusus untuk Wan Ali, saya tetap berikan kesempatan bicara sampai selesai!, kata Ketua Umum sambil tersenyum diiringi gelak tawa peserta rapat. Mereka semua sudah mengerti kebiasaan Wan Ali yang gemar berbicara tanpa mengenal batas waktu. Para peserta rapatpun satu persatu menyampaikan pandangannya, Wan Ali mendengarkan dengan baik semua yang disampaikan rekan-rekannya. Sesekali dia bertanya bila ada yang tidak jelas. Pukul 21.45 Wan Ali mendapat giliran untuk menyampaikan pendapatnya dan saran-sarannya kepada Baginda Raja Abunawas VI. “Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada Baginda Raja Abunawas VI selaku Ketua Dewan Pembina yang sekaligus sebagai Presiden Negeri 1003 Malam dan Bapak Ketua Umum Partai Ciluba yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan pemikiran terkait dengan rencana reshuffle kabinet yang akan dilakukan oleh Baginda Raja Abunawas VI”, Wan Ali mengawali pembicaraannya sambil memandang ke arah Baginda Raja dan Ketua Umum. “Tadi rekan-rekan yang lebih dulu menyampaikan pandangannya telah memberikan penilaian terhadap beberapa kementerian yang dipandang perlu dilakukan penggantian terhadap menteri selaku penanggungjawabnya. Rekan-rekan mendasarkan pandangan tersebut pada penilaian-penilaian yang terkait dengan integritas, prestasi / kemampuan kerja dan masalah hukum yang sedang dihadapi. Apa yang sudah disampaikan rekan-rekan menurut saya baik-baik saja dan barangkali akan bisa menjawab berbagai tuntutan masyarakat dalam jangka pendek. Saya katakan jangka pendek karena berdasarkan pemahaman saya, reshuffle sebenarnya merupakan akibat dan bukan merupakan sebab. Dengan demikian apabila kita menyelesaikan masalah rendahnya kinerja suatu kementerian ataupun masalah integritas dan masalah penyalahgunaan jabatan yang mungkin dilakukan oleh anggota kabinet hanya dengan reshuffle maka bisa saya pastikan hal itu tidak akan dapat menyelesaikan masalah dalam jangka panjang. Hal itu karena yang diselesaikan adalah dari sisi akibatnya saja. Padahal yang sebenarnya kita perlukan adalah memperbaiki kelemahan-kelemahan yang menjadi penyebab dari buruknya kinerja beberapa kementerian seperti yang telah dievaluasi rekan-rekan semua”, papar Wan Ali. “Sebelum saya menyampaikan saran-saran, saya mohon ijin untuk sedikit bercerita tentang sebagian penilaian yang dilakukan oleh masyarakat bawah terhadap apa yang mereka rasakan selama ini. Berdasarkan pengalaman bergaul langsung di berbagai lingkungan masyarakat maka dapat saya sampaikan bahwa sebenarnya mereka sangat sederhana dalam melakukan penilaian terhadap keberhasilan atau kegagalan pemerintah. Mereka tidak mengukurnya dengan ukuran ekonomi yang rumit-rumit yang tidak mungkin mereka pahami. Sebagai ilustrasi, beberapa hari yang lalu saya iseng-iseng minum kopi di salah satu kedai di daerah Blok M. Pada waktu itu kebetulan saya mendengarkan obrolan beberapa orang yang sedang makan siang di kedai itu. Menurut saya obrolan itu sangat menarik dan bisa menjadi bahan introspeksi kita untuk memperbaiki kondisi internal partai sehingga bisa lebih siap lagi mengemban amanah masyarakat Negeri 1003 Malam ini. Wan Alipun menceritakan kepada seluruh peserta rapat tentang apa yang dia dengar langsung pada saat itu. “Nyesel gue dulu pilih Partai Ciluba! Pemilu depan biar dikasih beras satu ton gue kagak bakalan pilih partai itu lagi!, kata orang berkaus merah pada temannya yang tadi saya lihat sama-sama baru turun dari Kopaja. “Emang nape bro? Segitu amat gondoknya loe!, sahut temannya. “Pokoknya gue kagak demen dah! Kagak ada perbaikan apa-apa ama kagak sesuai dengan janji kampanye mereka dulu! Hidup makin susah, ribut di mana-mana, korupsi juga makin menjadi-jadi!, kata orang berkaus merah. “Aaah.. Itu pikiran loe aja kali bro..”, jawab temannya yang berbaju putih sambil nyomot pisang goreng. “Pikiran gue aja bagaimana? Mata loe pada merem semua kaleeee!!”, teriak si kaus merah semakin nyaring. Dia melanjutkan omongannya lagi, “Gini dah pren, loe kagak usah jauh-jauh mikir kalau mau lihat ukuran kegagalan pemerintah dalam hal ini Partai Ciluba tercinta!. Buat gue ukurannya sangat simpel pren, loe cukup lihat Kopaja! Keberhasilan dan kepedulian pemerintah pada wong cilik dapat loe lihat dari kondisi Kopaja pren”, kata si kaus merah. “Aaaah puyeng pale gue dengerin ocehan loe bro!. Masa’ pakai ukuran Kopaja?? Yang bener aja kalau ngomong lu! Dimana-mana kemajuan pembangunan suatu negara biasanya dilihat dari statistik cadangan devisa, inflasi, nilai tukar, jumlah pengangguran, jumlah penduduk miskin, GDP, indek harga saham, tingkat investasi, dll!. Setahu gue kagak ada negara yang pake ukuran Kopaja bro!”, protes si baju putih. “Otak loe aja yang kagak kreatip pren!, coba loe jawab pertanyaan gue” kata si kaus merah. “Partai apa yang memenangkan pemilu dan menjadi partai yang menguasai eksekutif dan legislatif di negeri ini?”. “Partai Ciluba!”. “Ketua DPR pusat dari partai apa?”. “Partai Ciluba, beliau Wakil Ketua Dewan Pembina di situ!!”. “Presiden Negeri 1003 Malam, Baginda Raja Abunawas VI dari partai apa?”. “Partai Ciluba, beliau Ketua Dewan Pembina di situ!”. “Karena ini urusan Kopaja yang merupakan fasilitas transportasi umum, gue tanya ke loe Menteri Perhubungan yang bertanggung jawab mengurus itu berasal dari partai apa?”. “Partai Ciluba!”. “Loe tentu tahu dong kalau huruf ‘Ko’ di tulisan Kopaja itu singkatan dari Koperasi. Nah itu berarti di bawah binaan Menteri Koperasi kan.. Beliau dari partai apa pren?”, tanya si kaus merah. “Kalau Menteri Koperasinya sih dari Partai Ciluba.. Eh tapi entar dulu, gue kagak tahu pasti badan hukum Kopaja itu apakah koperasi atau Perseroan Terbatas bro.. Kan bisa saja nama koperasi dipakai menjadi nama perusahaan, misalnya PT. Koperasi Angkutan Xxxx!”. “Baguslah, ternyata loe ngerti juga asal-usul para menteri. Nah kembali tentang Kopaja, loe tahu kan Kopaja itu merupakan salah satu sarana transportasi umum yang digunakan di ibu kota Negeri 1003 Malam ini. Gubernur daerah ini asalnya dari partai apa ya pren?”. “Partai Ciluba!”, jawab si baju putih sambil nyruput kopi yang sudah dingin. “Top markotob loe pren! Gue kasih nilai 100 buat loe dah!. Semua pertanyaan gue udah loe jawab dengan 1 jawaban aja, Partai Ciluba! Kalau seperti itu menurut loe kesimpulannya apa pren?”, tanya si kaus merah dengan serius. “Kesimpulan gue apa ya… Kira-kira nih bro, seperti yang udah loe urut tadi, semua pengambil keputusan yang terkait dengan transportasi kan dipegang oleh pejabat-pejabat yang berasal dari partai yang sama yaitu Partai Ciluba. Apalagi kalau ngomongin Kopaja dan Metro Mini, Gubernur di wilayah tempat beroperasinya kedua jenis angkutan umum itupun berasal dari partai yang sama. Kalau partai itu peduli dengan kebutuhan masyarakat banyak, kondisi Kopaja dan Metro Mini seharusnya sih jauh lebih baik dari yang ada bro. Seharusnya gak seperti yang sekarang.. gak nyaman, gak aman dan fisik kendaraan banyak yang sudah kagak layak jalan. Belum soal pengemudi, banyak yang ugal-ugalan, suka langgar aturan lalu lintas, kagak peduli ama keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya. Pokoknya kagak ada baeknya dah! Apa lagi kalau kita lihat asap yang keluar dari kenalpotnya, hitam pekat boooo! Pasti boros BBM tuh!”, jawab si baju putih sambil mengelus-elus kumisnya. Si kaus merah mengangguk setuju dengan kesimpulan temannya itu, “Yaaaaah itu baru ngurus Kopaja ama Metro Mini saja hasilnya kaya’ itu. Apalagi ngurus yang lain pren?. Padahal para pejabat yang terkait semuanya berasal dari Partai Ciluba, harusnya mereka lebih mudah ambil kebijakan to.. Menurut gue itu tandanya pejabat-pejabat pemerintah yang berasal dari partai itu gak bisa kerja dan gak peduli ama kebutuhan rakyat! Gak salah dong kalau gue tadi bilang keberhasilan pemerintah sekarang itu dapat diukur atau dilihat dari kondisi Kopaja yang ada…. Harusnya sih pemerintah cepat ambil tindakan nyata untuk perbaiki sarana yang sangat dibutuhkan masyarakat itu. Paling tidak, cepat bantulah perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan umum itu untuk meremajakan armada dan perbaiki kesejahteraan para sopirnya”, kata si kaus merah. Lanjutnya, “Karena itulah pren, pemilu depan gue kagak mau lagi coblos Partai Ciluba!. Mudah-mudahan partai itu gak menang lagi. Kalau mereka menang lagi, kondisi negari ini pasti gak akan lebih baik dari kondisi Kopaja dan Metro Mini yang ada sekarang… gak nyaman, gak aman dan infrastruktur banyak yang tidak layak. Pejabat-pejabatnya pun boros, banyak yang ugal-ugalan, senang melanggar aturan dan selalu cari peluang untuk kejar setoran. Kalau sudah begitu, celakalah kita sebagai rakyat kecil yang menjadi penumpangnya!”. “Iya juga sih bro, loe ada benernya!. Tapi kalau loe menggunakan contoh Kopaja, benernya sekarang sudah ada perbaikan loh.. Belum lama kan diresmikan tuh Kopaja AC yang nyaman dan adem. Gimana tuh bro?”, tanya si baju putih. “Jumlah Kopaja AC itu berapa sih pren? Bandingkan dengan total kebutuhan masyarakat terhadap Kopaja dan Metro Mini yang memiliki kenyamanan seperti itu. Mungkin Kopaja AC yang ada itu jumlahnya gak sampai 1% dari kebutuhan. Gue yakin, itupun juga bukan karena bantuan pemerintah”, jawab si kaus merah. “Ah dasar gelo loe! Kalau itu bantuan pemerintah, loe nanti pasti akan bilang… Ah itu politik pencitraan!”, kata si baju putih sambil ngacir pergi. Mudah-mudahan ada sambungannya… *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar